Labuan bajo adalah salah satu destinasi wisata yang wajib didatangi oleh para pecinta traveling. Di tempat wisata satu ini menyimpan banyak sekali keindahan alam yang sangat membuat pikiran menjadi rileks dan juga fresh. Dilansir dari sebuah akun instagram seorang travel blogger, saksikan cerita pengalaman Ashari Yudha ketika mengunjungi Labuan Bajo. Ia pun sudah pernah mengunjungi tempat ini beberapa kali karena satu? Mana cukup.
Hari ini, rasanya aku kembali mengingat masa itu. Dimana saat aku masih menjadi seorang guide sekaligus ABK Kapal. Ya, hari ini aku dan Guri bertugas mengantarkan beberapa wisatawan mengelilingi kepulauan Komodo. Lebih tepatnya, aku menjadi penumpang gelap kapal kali ini. Tapi atas izin Guri dan Kapten kapal, aku diizinkan untuk masuk.
Tujuan pertama kami hari ini adalah pulau Bidadari. Ini bukan pertama kalinya aku datang ke pulau ini. Dulu, saat pertama kali ke Komodo, aku sempat berlabuh di pulau Bidadari. Sayang, saat itu kejadian naas menimpa ku, yaitu semua foto perjalanan terhapus akibat smartphone yang kupakai terendam air laut. Tapi hal itu tidak menyurutkan niatku untuk melanjutkan perjalanan.
Pulau Bidadari masih seperti yang dulu. Lautan dengan warna biru kristal dialasi pasir putih yang sangat halus, dipayungi oleh pohon-pohon kelapa yang cukup tinggi. Sayang, akses menuju resort sekarang sudah ditutup. Seingat Aku, dulu para wisatawan masih bisa mampir ke resort, seperti Seraya Resort yang bebas didatangi oleh siapa saja. Tapi entahlah, mungkin mereka punya kebijakan lain.
“Mas bisa tolong ambilkan foto?” ujar salah satu peserta.
“Boleh Bang, dengan senang hati” jawabku.
Ah, aku ingat dulu saat pertama kalinya ke Labuan Bajo. Menumpang truk sayur dari Sape, lalu dicegat oleh polisi air karena ketahuan menumpang dan berakhir di sebuah kantor diver. Terkadang, aku tidur di kapal bersama para ABK. Tidak sanggup untuk makan di kampung Ujung, aku lebih memilih untuk belanja di pasar dan memasak makanan sendiri di dapur kantor.
Masa-masa Jahiliyah, masa penuh cerita.